Keterampilan

Tentang Keterampilan

Keterampilan teknis (hard skills) dan non-teknis (soft skills) adalah dua aspek penting yang saling melengkapi dalam kehidupan pribadi dan profesional. Di era globalisasi dan digitalisasi yang semakin cepat, penguasaan kedua jenis keterampilan ini menjadi kunci keberhasilan individu dan organisasi, baik di Indonesia maupun secara global.

Artikel ini akan membahas mengapa keterampilan teknis dan non-teknis sangat diperlukan dalam hidup dan pekerjaan, serta konsekuensi dan tantangan yang dihadapi jika seseorang enggan mengembangkan keterampilannya, dengan menggabungkan data dan referensi dari Indonesia dan mancanegara.

Pentingnya Keterampilan Teknis

Peningkatan Peluang Kerja dan Pendapatan

Global: Keterampilan teknis adalah fondasi bagi banyak profesi dan industri. Menurut laporan World Economic Forum (WEF) dalam "The Future of Jobs Report 2020", sekitar 50% karyawan global akan membutuhkan reskilling pada tahun 2025 karena adopsi teknologi yang semakin cepat. Keterampilan teknis dalam bidang seperti kecerdasan buatan, big data, dan komputasi awan sangat diminati.

Indonesia: Di Indonesia, transformasi digital mempercepat kebutuhan akan tenaga kerja dengan keterampilan teknis. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melaporkan pada tahun 2021 bahwa Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan, atau sekitar 600.000 per tahun, untuk mendukung ekonomi digital yang berkembang pesat.

Produktivitas dan Inovasi

Global: Keterampilan teknis memungkinkan peningkatan produktivitas dan inovasi. McKinsey Global Institute dalam laporannya pada tahun 2018 menyatakan bahwa adopsi teknologi dapat meningkatkan produktivitas global hingga 1% per tahun.

Indonesia: Di sektor manufaktur Indonesia, penerapan Industri 4.0 membutuhkan tenaga kerja yang terampil secara teknis. Kementerian Perindustrian memperkirakan bahwa implementasi Industri 4.0 dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 1-2% per tahun.

Pentingnya Keterampilan Non-Teknis

Kemampuan Beradaptasi dan Pemecahan Masalah

Global: Keterampilan non-teknis seperti kreativitas, pemecahan masalah, dan adaptabilitas semakin penting. Menurut LinkedIn Learning Report 2023, soft skills seperti komunikasi, manajemen waktu, dan kolaborasi adalah keterampilan yang paling dicari oleh pemberi kerja.

Indonesia: Dalam konteks budaya Indonesia yang menekankan gotong royong, keterampilan non-teknis seperti kerja sama tim dan komunikasi efektif sangat dihargai. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2022 menekankan pentingnya soft skills dalam meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar global.

Meningkatkan Kualitas Hubungan Sosial dan Profesional

Global: Keterampilan non-teknis mendukung hubungan interpersonal yang sehat, penting dalam lingkungan kerja yang kolaboratif. Harvard University dalam studinya menunjukkan bahwa 85% kesuksesan pekerjaan jangka panjang berasal dari keterampilan non-teknis.

Indonesia: Dalam lingkungan kerja Indonesia, kemampuan untuk berinteraksi dengan berbagai budaya dan latar belakang sosial adalah penting. Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menekankan pentingnya kompetensi non-teknis dalam sertifikasi profesi di Indonesia.

Konsekuensi Tidak Mengembangkan Keterampilan

Keterbatasan Peluang Karir dan Finansial

Global: Individu yang tidak mengembangkan keterampilan mereka berisiko tertinggal dalam pasar kerja yang kompetitif. OECD dalam laporan "Skills Outlook 2019" menyatakan bahwa kurangnya keterampilan relevan dapat menghambat mobilitas pekerjaan dan pertumbuhan karier.

Indonesia: Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2023 adalah 5,45%. Kurangnya keterampilan yang dibutuhkan industri menjadi salah satu faktor penyebab pengangguran.

Isolasi Sosial dan Penurunan Kesejahteraan

Global: Kurangnya keterampilan non-teknis dapat menyebabkan isolasi sosial dan stres. American Psychological Association (APA) mencatat bahwa kemampuan sosial yang rendah dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental.

Indonesia: Kementerian Kesehatan RI melaporkan peningkatan kasus gangguan kesehatan mental yang terkait dengan tekanan ekonomi dan sosial, terutama selama pandemi COVID-19.

Tantangan yang Mungkin Dihadapi

Kehilangan Daya Saing di Pasar Kerja Internasional

Global: Pasar kerja semakin global dan kompetitif. World Economic Forum menekankan pentingnya pembelajaran sepanjang hayat untuk mempertahankan relevansi di pasar kerja global.

Indonesia: Dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), tenaga kerja Indonesia bersaing langsung dengan tenaga kerja dari negara ASEAN lainnya. Tanpa keterampilan yang memadai, individu berisiko kehilangan peluang kerja.

Terjebak dalam Kemiskinan Struktural

Global: Kurangnya keterampilan dapat menyebabkan siklus kemiskinan. Bank Dunia dalam laporan "World Development Report 2019" menyoroti pentingnya keterampilan untuk pekerjaan masa depan.

Indonesia: BPS pada Maret 2023 melaporkan tingkat kemiskinan Indonesia sebesar 9,54%. Peningkatan keterampilan tenaga kerja adalah salah satu cara efektif untuk mengurangi kemiskinan.

Kesimpulan

Pengembangan keterampilan teknis dan non-teknis sangat penting dalam konteks finansial, sosial, dan budaya, baik di Indonesia maupun secara global. Keterampilan ini meningkatkan peluang ekonomi, memperkuat hubungan sosial, dan memungkinkan individu berkontribusi positif terhadap masyarakat. Mengabaikan pengembangan keterampilan dapat menyebabkan berbagai tantangan, termasuk keterbatasan finansial, isolasi sosial, dan kesulitan beradaptasi dengan perubahan. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan harus menjadi prioritas bagi individu dan pemerintah untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Referensi

  • World Economic Forum. (2020). The Future of Jobs Report 2020. Diakses dari: weforum.org
  • Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. (2021). Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital dalam 15 Tahun. Diakses dari: kominfo.go.id
  • McKinsey Global Institute. (2018). Skill Shift: Automation and the Future of the Workforce. Diakses dari: mckinsey.com
  • Kementerian Perindustrian RI. (2020). Making Indonesia 4.0. Diakses dari: kemenperin.go.id
  • LinkedIn Learning. (2023). Workplace Learning Report 2023. Diakses dari: learning.linkedin.com
  • Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). (2022). Pentingnya Soft Skills dalam Daya Saing Tenaga Kerja. Diakses dari: lipi.go.id
  • Harvard University. (2017). Hard Skills vs. Soft Skills: Finding the Right Balance. Diakses dari: harvard.edu
  • Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). (2021). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Diakses dari: bnsp.go.id
  • OECD. (2019). Skills Outlook 2019: Thriving in a Digital World. Diakses dari: oecd.org
  • Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2023. Diakses dari: bps.go.id
  • American Psychological Association (APA). (2019). The Importance of Social Skills. Diakses dari: apa.org
  • Kementerian Kesehatan RI. (2022). Situasi Kesehatan Jiwa di Indonesia. Diakses dari: kemkes.go.id
  • Bank Dunia. (2019). World Development Report 2019: The Changing Nature of Work. Diakses dari: worldbank.org
  • Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2023. Diakses dari: bps.go.id

Kategori Berdasarkan Jenis Keterampilan

  • Keterampilan Teknis (Hard Skills)
  • Keterampilan Non-Teknis (Soft Skills)

© 2024 Akademi LokerPro. Semua hak dilindungi.